Angka Morbiditas Puskesmas Onembute 2013

5:49 AM

Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia  < 15 Tahun per-100.000 Anak
     Hasil pemeriksaan virologis dan klinis akan menjadi bukti yang syah dan meyakinkan apakah semua kasus AFP yang terjaring termasuk kasus polio atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah masih ada polio liar di masyarakat. Secara statistik jumlah
penderita kelumpuhan AFP diperkirakan yang terjadi di Kabupaten Konawe Pada Tahun 2012 tidak ditemukan kasus AFP diantara 100.000 anak usia <15 tahun.
Dari hasil pengumpulan data pada Bidang P2 Puskesmas Onembute menunjukkan bahwa tidak ada penemuan kasus AFP tahun 2012.

Angka Penderita TB Paru (BTA +)
     Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum (9,4%), selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). 
     Pencapaian program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Onembute pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah Case Detection Rate TBC (BTA+) target 13 penderita, diobati 8 penderita, pencapaian kesembuhan pengobatan cure rate TBC sebesar  penderita (37,5%).

Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani.
      Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Surkesnas 2001. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pnemonia balita yang ditemukan.
     Hasil pencatatan dan pelaporan programer di Puskesmas Onembute tahun 2012 diketahui bahwa tidak ada kasus pneumoni pada balita. 
Angka penemuan pneumonia balita yang cenderung selalu tinggi di Kabupaten Konawe merupakan dilema yang merupakan pekerjaan rumah yang harus difikirkan, sehingga masalah Pneumonia ini sering mendapat intervensi dan sorotan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra yang secara input maupun proses jelas jauh lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten lain yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara

Prevalensi Kasus HIV/AIDS Ditangani.
       Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS.
     Untuk Puskesmas Onembute sampai saat ini tidak menemukan kasus penderita HIV AIDS. Keberadaan penderita HIV AIDS bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih sedikit dari penderita sebenarnya yang ada. Sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah penderita HIV/AIDS di Kecamatan Onembute yang akan datang akan ditemukan seiring dengan semakin pesatnya jumlah penduduk dan banyaknya arus urbanisasi dan migrasi dari daerah lain.

Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
      IMS di Puskesmas Onembute sampai saat ini tidak ada kasus yang ditemukan. Penemuan kasus IMS ini merupakan dilema di masyarakat karena di duga masih banyak masyarakat yang pernah menderita penyakit IMS hanya enggan untuk melaporkan ke petugas kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut Puskesmas Onembute dalam hal ini programer P2P memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang pernah menderita penyakit menular ini atau di duga menderita penyakit IMS tidak segan dan malu untuk memeriksakan diri di pusat kesehatan masyarakat.

Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan saat ini. Namun Prevalensi kejadian DBD untuk Puskesmas Onembute sendiri sejak tahun 2009 s/d 2012  tidak di temukan kasus DBD. Hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan perumahan sudah cukup baik. Namun demikian Puskesmas Onembute terus melakukan upaya-upaya pencegahan untuk memerangi DBD ini terus dilakukan melalui upaya: abatesasi, penyebaran pamflet, serta penyuluhan individu.

Persentase Balita dengan Diare Ditangani.
     Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita, Jumlah kasus diare pada balita di Puskesmas Onembute pada tahun 2012 yang dilaporkan adalah sebesar  104 kasus atau 17 per 1000 penduduk masih jauh dari angka nasional. 

Angka Kesakitan Malaria per-1.000 penduduk
      Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembangan penyakit Malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Menurut pencatatan laporan programer malaria menunjukkan jumlah kasus klinis malaria di Puskesmas Onembute  tahun 2012 tercatat 29 orang, meskipun hasil pemeriksaan laboratorium tidak mengidindikasikan adanya penderita yang positif menderita malaria, namun untuk mengantisipasi hal tersebut, Puskesmas Onembute khususnya yang menangani Program Malaria telah melakukan langkah-langkah pencegahan yaitu ; 1) penyuluhan dan  sosialisasi kepada masyarakat cara penanggulangan wabah malaria, 2) pembagian kelambu, 3) bekerja sama dengan lintas program Kesling dalam pemberian Abate.

Persentase Penyakit Filaria Ditangani.
     Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ’The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”. Di Puskesmas Onembute sepanjang tahun 2012 tidak ditemukan kasus filariasis. 
     Upaya pencegahan dan pemberantasan Filariasis di Puskesmas Onembute terus dilaksanakan dengan langkah pengambilan sampel untuk dilaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan. 

Persentase Penyakit Kusta Ditangani
     Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa jumlah penyakit kusta di Puskesmas Onembute pada tahun 2012 tercatat 1 orang, persentase RFT 1,6 %. 
     Dalam menentukan jumlah penderita kusta selesai berobat  dengan menggunakan kohort, karena karena pengobatan kusta membutuhkan waktu yang lama sehingga penderita baru tahun 2010 baru selesai pengobatan di tahun 2012. Apabila hasilnya kurang dari 100%, hal ini menunjukkan bahwa penderita tersebut belum selesai berobat karena ditemukan tidak pada awal tahun (khususnya MB) atau hilang, pindah, dan mati.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images